Jumat, 20 Mei 2016

Vlog(Video-Blogging) di Indonesia


         Video-Blogging, atau bisa disingkat vlogging (diucapkan Vlogging, bukan V-logging), atau vidblogging, merupakan suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media utama. Berbagai perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video, atau kamera murah yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk melakukan aktivitas video blogging. (https://id.wikipedia.org/wiki/Video_blogging).
          Aktivis vlog ini  mempunyai tim dalam membuat suatu program acara. Mereka terdiri dari kameraman, editor, dan membuat efek lagu sendiri. Bahkan ada pula vlog yang merangkap dan bekerja individu. Ide kreatif mereka dituangkan dalam media Youtube. Youtube adalah sebuah situs web berbagi video, menggugah ataupun pengguna dapat menonton video. Dengan tersedianya media seperti youtube inovasi pada media massa dapat terjadi.

Sumber : https://www.google.co.id/

          Teori Difusi Inovasi merupakan pendekatan yang digunakan dalam komunikasi pembangunan, terutama di negara berkembang seperti di Indonesia atau dunia ketiga. Everett M. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu  di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran sebagai pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi adalah proses dimana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama. Unsur utama dari difusi adalah (a) inovasi; (b) yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu; (c) dalam jangka waktu tertentu; (d) diantara para anggota suatu sistem sosial.
          Fenomena yang terdapat dalam vlog dapat berupa wawancara, liputan, kegiatan sehari-hari dari pembuat vlog tersebut, komedi ataupun dapat berupa pengetahuan. Hal ini serupa dengan fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Effendy (1993),yaitu fungsi sebagai informasi. Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Dalam vlog tersebut kita dapat belajar musik, teknik kamera ataupun kita dapat belajar bahasa asing.

Sumber : https://www.google.co.id/

          Sedangkan menurut Dominick (2001) fungsi komunikasi massa bagi masyarakat adalah sebagai hiburan (Entertaint), dalam vlog yang terdapat di youtube banyak yang menampilkan komedi pada vlog mereka. Ada juga film pendek yang dibuat oleh Agung Hapsah. Tayangan yang mereka tampilkan memang menarik. Kritikan dan masukan antar vlog pun tidak luput dari ide kreatif mereka. Model komunikasi yang digunakan dalam komunikai massa ini adalah uses and gratification. Model ini tidak tertarik apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. 

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=fenomena+vlog+di+indonesia

          Awal kemunculan vlog di tahun 2005 Indonesia belum mengenal Vlog. Tapi baru-baru ini, apalagi sejak tahun 2014, udah banyak vlogger-vlogger Indonesia yang menunjukkan batang hidungnya. Sebut aja channel vlog skinnyindonesian24 punya Andovi da Lopez, Sacha Stevenson, Raditya Dika, Aaron Shahab, dan masih banyak lagi. Mereka selalu menyajikan video-video lucu dan menarik yang siap menghibur. Tidak hanya di YouTube, sekarang ini juga viral vlog dilakukan di Instagram. Sebut aja salah satu akun yang selalu menyajikan video lucu seperti indovidgram dan chandraliow. Hanya saja di Instagramb video terbatas dalam durasi 15 detik.
          Biasanya medsos yang digunakan tersebut juga berfungsi untuk berinteraksi dengan pemilik vlog. Bagi individu tertentu interaksi sosial yang terjadi dapat memenuhi kebutuhan komunikan. Sebagai contoh adalah vlog milik Agung Hapsah yang memberikan teknik penggunaan kamera yang memuaskan kebutuhan individu tertentu. Dapat juga vlog milik Raditya Dika yang mewawancarai penulis novel Dewi Lestari. Bagi penggemar Dewi Lestari, tentunya akan memberikan kepuasan dalam membedah novel yang ditulisnya. Youtube merupakan alternatif fungsional bagi interaksi yang sesungguhnya.  

Sumber:



*Copy Paste cantumkan sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar